ATTENTION PLEASE !

Annyeong chingudeul....

Chingudeul yang saya sayangi dan hormati.
*ciee ileee*

Ehem, ehem *test suara*
Sebelumya gumawo buat chingu semua yang telah bersedia membaca postingan di blog saya yang sederhana *rada gaje* ini.
Saya mengharapkan chingu semua dapat memberikan kritik dan saran terhadap postingan-postingan di blog saya ini. *komen di postingannya ya chingu*
Hal ini bertujuan untuk menjadikan tulisan-tulisan yang kami buat menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Jadi, kami mengharapkan chingu semua memberikan kritik dan saran serta masukan-masukan kepada kami.
Gumawo chingudeul. *nunduk*

Gak hanya itu, buat chingu yang bersedia atau ingin fanfiction-nya dipublikasikan, silahkan kirim karyanya melalui e-mail ke : koreanfanfiction@ymail.com

Syaratnya gak banyak, cuma memakai nama-nama artis korea sebagai tokohnya. Terserah mau aktor, aktris, singer atau member idol grup, terserah, yang jelas masih artis korea.
Boleh dipasangin sama penulis sendiri, atau dipasangkan dengan artis korea lainnya. Sama siapa aja boleh, asal jangan sama makhluk goib ajah. Hehehe~

Bagi Chingu yang berminat mempublikasikan tulisannya, silahkan kirim ke e-mail di atas.
Trus kalo bisa dikasih tag cast-nya siapa trus genre nya juga, panjangnya *maksudnya one shoot ato continue gitu*, trus jangan lupa cantumin nama penulisnya juga.

Contoh :

JUDUL :  I Wanna Be with You (part 1)
AUTHOR : Fifi Mawardi
GENRE : Romance (CONTINUE)
CAST : 1. Cho Kyuhyun (Super Junior)
             2. Kim Hyeyi (Author)
             3. All cameo

Panjang banget ya.....

Ya udah deh, gumawo chigudeul atas perhatiannya...
*nunduk*

Sekali lagi Gumawo...
*nunduk lagi*


TTD ADMIN

..^^..      

I'm Going Crazy -oneshoot-





Inspirate by : I'm Going Crazy of SE7EN

Malam yang indah, seorang yeoja duduk di sudut balkon apartemennya sambil mengapit kedua kakinya dengan tatapan kosong kearah langit, tiupan angin malam menerpa wajah dan memainkan tiap helai rambut, tapi ia tidak peduli, ia tetap memandang langit dengan tatapan kosong.
drrrt, drrrrttt, drrrtt~
Getar ponsel membuyarkan lamunannya, ia segera meraih ponsel yang ada didekatnya, setelah melihat nama penelpon beberapa saat kemudian yeoja tersebut mengangkat panggilan tersebut.
“yoboseyo” ujarnya datar.
“hyuna-ya, liat channel xxx sekarang. PPali hyun-ah ppali!!”ujar suara diseberang tak sabar.
“waeyo, hyun-ah?”ujarnya masih datar, namun segera keruang tengah dan segera menghidupkan televisi dan menggantinya dengan channel yang diperintahkan si penelpon tersebut.
“just see it!”ujar penelpon seakan ingin membuat yeoja tersebut penasaran.
Tuuuuuuut, nada dari seberang menandakan sang penelpon telah mematikan teleonnya. Yeoja tersebut menghela nafas dan memperhatikan televisinya. Nampak seorang namja yang dikawal oleh bebarapa orang disampingnya berjalan kearah meja yang sepertinya sudah disiapkan sebelumnya. Yeoja terbelalak melihat namja tersebut, ia mengenal namja tersebut, tidak, bahkan ia sangat mengenalnya. Ia memperhatikan setiap kalimat, ah bukan, setia kata yang keluar dari mulut namja tersebut.
“………dan mengenai berita yang tersebar melalui media belakangan ini, memang benar, saya dan Lee Hyuna-sshi memang dekat, dan…..”
Namja itu menggantung kata-katanya, terlihat ia menghela nafas sejenak, kemudian kembali melihat kearah kamera. Yeoja tersebut terlihat semakin tengang, matanya tak berkedip memperhatikan siaran televisi yang disiarkan secara live tersebut.
“….dan semua kabar yang tersebar itu adalah benar, kami memang telah menjalin hubungan…kami memang telah berpacaran selama 2 tahun belakangan ini. Kami memang sengaja merahasiakan hal ini selama ini. Dan saya meminta maaf kepada semua penggemar atas ketidaknyamanan berita ini, dan saya berharap kalian semua dapat mendukung hubungan kami. Hmmm.  Aku, aku mencintainya, aku benar-benar mencintainya”
Bulir air mata mengalir dipipi mulus yeoja tersebut, ia menutup mulutnya dengan kedua tangan. Ia benar-benar tak menyangka namja tersebut akan berkata seperti itu. Airmatanya mengalir semakin deras, ia tidak dapat mendeskripsikan perasaannya saat ini, yang jelas ia merasa senang dengan pengakuan namja tersebut.
“dan untuk Hyuna-sshi yang mungkin menonton acara ini, hmmmmm, Hyuna-ya, ah anni, chagi-yah, mianhae, selama ini aku sudah menyakitimu, aku tidak mengerti dirimu, aku tidak tau apa maumu, mianhae. Mianhae karena aku telah egois, dan tidak mempedulikan perasaanmu, mianhae, jeongmal mianhandago, dan gumawo selama ini sudah mengerti aku, gumawo untuk telah bersamaku, gomapdago. Mohon tetaplah bersamaku, coz without you, I’m nothing. Saranghae, jeongmal saranghayo. Errrr, Gamsahamnida”
Namja itu berdiri kemudian membukuk hormat dan berjalan menuju pintu keluar diikuti oleh bebarapa pengawal serta para pencari berita yang seolah ingin menyerangnya dengan beribu pertanyaan. Namja tersebut segera ‘diselamatkan’ oleh para pengawalnya dan kemudian hilang. Tangis yeoja itu semakin kencang, ia tidak bisa lagi menahan dirinya untuk tidak menangis.
“nado saranghae”ujarnya sangat pelan.
XXX

_Flashback_
Siwon memejamkan matanya, sementara beberapa orang sibuk merapikan bajunya, menambah sedikit bedak dimukanya dan mengatur rambutnya. Drrrrrt, drrrrtt. Ia membuka matanya dan mengambil ponsel dari sakunya, melihatnya sebentar, kemudian membaca pesan yang masuk dengan cepat dan segera menaruhnya lagi ke dalam kantong, tanpa membalas pesan tersebut.
Drrrrrrt, drrrrtt, drrrrt, ponselnya kembali bergetar, ia kembali mengambil ponselnya. Kali ini sebuah telpon. Ia segera mengangkatnya begitu mengetahui siapa yang menelpon.
“yoboseyo”
“boe?”ujar suara dari seberang dengan nada manja.
“aku sedang sibuk hyun-ah, schedule ku banyak untuk hari ini”jawabnya.
“tapi siwon-ah..”kali ini dengan nada sedikit memelas.
“sudah ya, aku sibuk”ujarnya kemudian mematikan telponnya.
Sementara di tempat lain, seorang yeoja sibuk membaca script diatas sebuah van sambil terlihat sedang menelpon seseorang.
“yoboseoyo”suara dari seberang.
“boe?”ujar yeoja itu manja.
“aku sedang sibuk hyun-ah, schedule ku banyak untuk hari ini”
“tapi siwon-ah….”ujarnya kali ini dengan sedikit memelas.
“sudah ya, aku sibuk”ujar suara dari seberang. Kemudian terdengar bunyi tuuuuuut.
“yoboseyo, yoboseyo, yoboseo?”
Yeoja itu menatap layar ponselnya dengan tatapan sedih. Ia hampir menangis, namun ia menahan airmatanya agar tidak jatuh dan merusak make-upnya.
“Hyuna-yaaahh, sekarang ‘take’-mu, ppali”ujar seseorang berteriak.
“ne onnie, changkamanyo”ia mengatur nafasnyanya, kemudian memasang tampang seceria mungkin dan membuka pintu van dan keluar.
“ppali~”
“ne”ujarnya sambil mengikuti orang tersebut.
XXX

Hyuna melirik jam tangannya, ia mendengus kesal. Bukan hanya sekali ini, tapi sudah sering dan bahkan sangat sering terjadi seperti ini. Hyuna melirik keadaan sekitarnya, ia sedikit bergidik ngeri, bagaimana tidak, di malam seperti ini ia menunggu seseorang yang tidak tahu kapan akan datang dan hanya diterangi lampu jalan yang agak remang. Tapi hyuna tidak punya pilihan lain, jika bertemu di tempat umum akan diketahui para pencari berita yang tidak bertanggung jawab dan bagaimana kalau penggemar tahu?
Sebenarnya ia tidak terlalu memusingkan tentang karirnya yang akan hancur jika suatu saat hubungannya yang sembunyi-sembunyi itu diketahui penggemar, bahkan ia tidak peduli meskipun ia tidak menjadi artis lagi, atau bahkan mempunyai antifans sekalipun. Yang dikhawatikannya hanyalah karir orang dicintainya, hyuna tau bahwa kekasihnya ini baru saja ‘go internasional’, jika dia tertangkap mempunyai kekasih maka kemungkinan terburukya adalah ditinggalkan fans dan mempunyai banyak antifans, dan karir yang dirintisnya dengan susah payah akan hancur begitu saja.
Bukan munafik, sebenarnya hyuna ingin memilikinya seutuhnya, ia ingin semua waktu yang dimiliki kekasihnya hanya diluangkan khusus untuknya. Ia sudah sangat lelah dengan hubungan seperti ini, ia lelah jika hanya untuk bertemu kekasihnya saja harus sembunyi-sembunyi seperti ini. tapi hyuna sadar bahwa ia dan kekasihnya adalah public figure yang tidak mungkin melakukan apa saja yang ia mau didepan semua orang.
Hyuna kembali melirik jam tangannya, pukul 11.28 KST. Sudah satu jam berlalu. Mulai muncul pikiran-pikiran aneh di otak hyuna, bagaimana kalau seandainya dia tidak datang? Bagaimana kalau dia kenapa-napa di jalan? Ah, tidak, dia akan baik-baik saja, pikir hyuna. Dan yang mengerikan adalah, bagaimana jika ada orang yang mabuk yang lewat sini?
Tap, tap, suara langkah kaki terdengar jelas. Hyuna segera menoleh kearah suara berasal, takut kalau-kalau apa yang ia takutkan terjadi. Tapi setelah tau siapa yang datang ia kembali mebuang mukanya. Seseorang berjalan mendekati hyuna dengan nafas yang tak beraturan, seperti habis berlari.
“kau telat!”ujar hyuna sedikit ketus setelah orang itu sampai dihadapannya.
“hah! schedule ku sangat padat”
“tapi aku menunggumu sudah sangat lama”
“kau sudah tau kan schedule ku sangat padat belakangan ini”
“aku tau tapi setidaknya ka menel…”
“ah, sudahlah, aku minum sedikit tadi”
“dengan siapa?”
“hyung”
“hyung? Dengan managermu?”
“ne, aku sudah janji mentraktirnya”
“huh, good, lalu janji kita tidak ada apa-apanya?”
XXX

Hyuna kembali meneguk cappuchino lattenya, sesekali ia memperhatikan namja yang makan dengan lahap di hadapannya. Hari ini adalah hari special mereka, tapi sepertinya namja tersebut seperti lebih ‘mementingkan’ makanannya daripada Hyuna. ‘apa dia lupa hari ini?’ ‘ah, dia boleh melupakan hari valentine, tapi tidak untuk hari ini’ bathin hyuna. Dia terlihat sedikit agak kesal, tetapi berusaha menyembunyikan kekesalannya. Mereka sudah setengah jam disini hanya dalam keadaan diam. Dalam hati hyuna berharap kalau ini hanya upaya kekasihnya untuk mengerjainya dan memberikan surprise pada hari ini, meski ia tau kenyataannya tidak seperti itu.
“ apa begitu enak?”Tanya Hyuna dengan suara yang di buat seceria mungkin.
“hmmmmm…”namja itu masih konsentrasi dengan makanannya.
“siwon-ah, apa kau tau ini hari apa?”
“kamis kan?”jawab namja itu seadanya.
“tebak, apa yang special dihari ini”
“molla~”
“ini, hari ini anniversary kita yang kedua”
“ha???”
“geuresso, mogoh”ujar hyuna ketus.
XXX

Hyuna tersenyum senang, dia berjalan disamping kekasihnya. Malam sudah begitu larut, dan cuaca sedikit tidak baik, sehingga para penduduk kota seoul malas untuk keluar rumah dan jalanan kota seoul terlihat sepi. Suasana  seperti ini sangat bagus menurut hyuna, meskipun dingin dan sedikit gerimis, setidaknya pada saat ini dia bisa berjalan dengan bebas bersama kekasihnya.
Hyuna melingkarkan tangannya di tangan Siwon yang sedang memengang payung dengan pura-pura melihat kelangit, seolah-olah hal itu adalah reflex. Siwon tersenyum tipis melihat tangan hyuna yang sekarang sudah melingkar di tangannya. Untuk beberapa saat mereka menikmati keadaan tersebut.
Siwon melihat beberapa orang berjalan mendekati mereka dari arah berlawan. Ia sedikit cemas karena mereka berdua tidak sedang menyamar saat ini. Perlahan siwon melepaskan tangan hyuna dari tanganya, dan membuang muka agar orang-orang tersebut tidak melihat wajahnya. Hyuna yang kaget mendapat perlakuan tersebut diam dan menatap siwon dengan tatapan kesal. Siwon menyadari hyuna tidak berjalan disampingnya, ia pun menoleh kebelakang untuk melihat hyuna. Sedangkan hyuna dengan wajah kesal menatap kearahnya.
XXX

Hyuna berkonsentrasi menyetir sambil sesekali melirik namja yang berada disebelahnya yang bersikap tak acuh dengan memakai earphone ditelinganya, dan berpura-pura tidur. ‘huh, haruskah aku yang menyetir? Bukan kah dia namjannya?’bathin hyuna kesal. Jujur saja, ia sudah lelah dengan semua ini. Ia lelah tidak mendapatkan perhatian dari kekasihnya sendiri, dia lelah selalu diacuhkan kekasihnya, ia lelah selalu bersembunyi seperti ini, ia lelah dengan hubungan ini, benar-benar sudah lelah. Tapi ia tetap bertahan demi namja itu, dia benar-benar mencintainya.
“siwon-ah hari ini kita kemana?”namja tersebut masih diam dan tak acuh.
“ya!”
“siwon-ah?”hyuna mulai gerah dan menanggalkan earphone namja tersebut, ketara sekali wajah kesal namja tersebut saat hyuna menanggalkan earphonenya.
“kita kemana kataku”
“ah, mollasso, terserah kau saja aku lelah”
“haruskah selalu aku yang menentukan? Ya! kau namjanya, tentukanlah kita kemana”
“molla”
“molla? Bisa kah kau tidak berkata molla?”
“terserahlah, aku lelah”
“lelah????”
Hyuna mulai kesal, ia menghempaskan nafasnya dan menggigit bibirnya berusaha menahan amarahnya.
“Ya! kau pikir schedule mu saja yang padat, schedule ku juga padat. Aku  juga lelah.”
“lalu mengapa memaksaku pergi?”
“MEMAKSA???”nada hyuna mulai meninggi, ia benar-benar kesal dan marah.
Hyuna menambah laju kecepatan mobilnya, diliriknya namja disebelahnya yang sekarang tertidur pulas, hyuna makin kesal, ia sudah tidak bisa meredam amarahnya sekarang. Kemudian ia melihat tumpukan kardus sampah yang berada di tepi jalan yang belum sempat diambil petugas kebersihan, tanpa berpikir panjang hyuna segera menabrakan mobilnya ketumpukan sampah tersebut dan menimbulkan dentuman yang sangat keras sehingga menyebabkan namja itu terbangun. Namja itu terlihat sangat kesal, tetapi hyuna terlihat lebih kesal lagi. Hyuna segera meraih tasnya, dan keluar dari mobil itu, begitupula dengan namja tersebut.
“ya! Neo micheosso????”ujar namja itu setengah berteriak sambil mengejar hyuna. Hyuna membalikkan badannya menghadap ke namja tersebut.
“gurae, micheotta!”ujar hyuna ketus. Dan kembali berjalan meninggalkan  namja tersebut. Namja itu terlihat frustasi dan segera mengejar hyuna.
XXX

 “ya! Kita bisa bicara baik-baik!”ujar siwon setelah berhasil menahan hyuna.
“heh? Baik-baik? Bicara denganmu membuatku kesal siwon-ah, aku rasa kita tidak perlu bicara lagi!”ujar hyuna ketus.
“sudahlah, aku pergi, kau tidak ingin kan penggemarmu melihat hal ini! jadi pulanglah!”hyuna melepaskan genggaman siwon secara paksa dan kembali meninggalkan siwon. Sementara siwon hanya dapat pasrah menatap kepergian hyuna.
XXX

Disebuah café di kota seoul.
“hyun-ah, kau yakin dengan keputusanmu ini? pikirkan lagi”ujar Younghyun yang kini berada dihadapannya.
“onnie, coba pikirkan lagi. Jika tidak kau akan menyesal, kau melepaskannya begitu saja?”sambung Ririn.
“nde, aku setuju dengan mereka”timpal Jieun.
Hyuna menatap ketiga sahabatnya bergantian. Ia menghela nafas sebentar.
“ya! guys, aku sudah memikirkan ini berkali-kali, selama ini hanya kalian yang tau hubungan kami, kalian tau kan aku mencintainya, bahkan sangat, tapi aku juga lelah jika harus menyamar untuk menemuinya, aku lelah jika menemuinya ditempat sepi, aku sudah benar-benar tidak tahan, aku lelah.”ujar hyuna pelan. Tersirat dari wajahnya kalau sebenarnya ia juga tidak ingin melakukannya. Tapi ia rasa keputusannya kali ini benar. Ia sudah sangat lelah.
“okay, arrasso, kami mendukung semua keputusanmu onn”ujar Jieun diikuti anggukan Younghyun dan Ririn.
“gomapta”ujarnya sambil memalingkan pandangannya kearah luar café tersebut. Kemudian ia kembali menghela nafas.
XXX

Hyuna melangkahkan kakinya keluar dari gedung yang belum selesai di bangun itu, tetapi seseorang menariknya kembali ke dalam, ia berusaha melepaskan tangannya dari cengkraman orang itu.
“YA! Kau tidak bisa seperti itu, pikirkan juga perasaanku!”ujarnya.
“PERASAAN???? Lalu bagaimana dengan perasaanku? Apa kau pernah memikirkannya? Kau tau aku lelah! Aku lelah karenamu! Aku lelah karea harus bersembunyi seperti ini!”
Siwon mendorong Hyuna ke tembok. Hyuna dapat melihat kemarahan yang tersirat dimata siwon. Hyuna menatap Siwon diam.
“YA! Kau tau, aku juga lelah bersembunyi seperti ini, tapi jika tidak seperti ini penggemar diluar sana akan membencimu, mereka akan menjadi anti-mu. Dan juga, kau tau impianku selama ini. Aku sedikit lagi bisa meraihnya. Itu obsesiku, dan kau tau itu!!!”bentak Siwon. Hyuna tidak bisa menahan airmatanya, airmatanya keluar begitu saja seiring dengan bentakan Siwon. Hyuna  menatap Siwon dengan tatapan kosong.
Klik, seberkas cahaya menerpa mereka. Siwon yang seketika sadar langung menarik Hyuna masuk dan mencoba mencari tempat persembunyian di dalam gedung tersebut.
XXX
_Flashback End_

Siwon berhenti sebentar di sebuah toko bunga yang dilihatnya dijalan sebelum benar-benar menemui hyuna di apartemennya. Ia memasang topi dan kacamata hitam sebagai alat penyamaran dan berharap sang penjaga toko tidak menyadari bahwa itu adalah dia. Karena memang sangat sulit bagi seorang artis sepertinya berada didepan umum secara tiba-tiba seperti ini.
“annyeonghaseyo”sapa seorang namja yang bekerja sebagai pramuniaga ditoko tersebut saat siwon memasuki toko itu.
“annyeong”
“ada yang bisa saya bantu”ujar pramuniaga itu mengikuti siwon yang berjalan kearah bunga mawar. Sang pramuniaga dengan cekatan menjelaskan arti dan mana yang terkandung dalam masing-masing warna bunga mawar dan arti dibalik jumlah yang yang diberikan. Siwon tersenyum sekilas.
“kalau begitu berikan 4 ikat mawar putih dan 4 ikat mawar kuning.”ujar siwon.
“ne”dengan cekatan pramuniaga tersebut merangkai pesanan siwon, agar terlihat lebih cantik. Tiba-tiba terlintas sebuah ide diotak siwon. Ia tersenyum dan melirik kearah pramuniaga.
“chogiyo ….”
“ne” ujar si pramuniaga yang kembali melihat siwon ditengah-tengah pekerjaannya.
Siwon mengisyaratkan agar pramuniaga itu mendekatkan telinganya kearah siwon. Siwon membisikkan sesuatu ketelinga pramuniaga tersebut. Pramuniaga tersebut sedikit kaget tapi akhirnya mengangguk mengerti.
XXX

Ting tong~
Bunyi bel memecah kesunyian diapartemen mewah di sebuah distrik di kawasan seoul. Hyuna terbangun, televisi masih hidup. Ia lupa mematikannya semalam dan tertidur diatas sofa karena lelah menangis. Hyuna melihat kearah jam dinding, jam 09.37 KST. Ia mendengus sedikit kemudian meregangkan otot-ototnya dan memukul-mukul bahunya pelan.
Ting tong~
Bunyi bel itu terdengar lagi.
“ne, changkamanyo~”ujarnya sedikit berteriak. Dengan malas-malasan Hyuna beranjak menuju pintu depan, sebelumnya ia melihat siapa yang datang dari monitor yang ada didekat pintu. Pengantar bunga? Siapa yang memberinya bunga? Bahkan siwon jarang memberinya bunga. Ah, mungkin saja dari fans. Ia membuka pintu dengan malas. 11 tangkai bunga mawar merah sudah ada hadapannya ketika ia membuka pintu. Ia menerima bunga itu, dan kemudian menutup pintu. Tidak ada nama pengirimnya. ‘apa ini stalker?’ bathin hyuna. Ia bergidik ngeri.
Ting tong~
Bunyi bel terdengar lagi. Hyuna melirik kearah monitor. ‘pengantar bunga lagi?’. Kemudian ia membukakan pintu. Kali ini 11 tangkai bunga mawar putih, ia menerima bunga itu dan ia kembali menerimanya. Lagi-lagi tidak ada pengirimnya.
Ting tong~
Bel kembali berbunyi saat ia memasuki ruang tengah dengan dua buket bunga itu. Ia meletakkan bunga itu diatas sofa dan kembali untuk membuka pintu. Kali ini 8 tangkai bunga mawar kuning dan putih. Kali ini pengantar bunga itu tetap berdiri di hadapan Hyuna saat ia akan menutup pintu apartemennya. Ia bingung. Kemudian namja itu mengeluarkan apel merah dari sakunya, dan memberikannya pada Hyuna. Hyuna semakin bingung. Disaat Hyuna masih bingung seperti itu, namja itu malah bernyanyi.
Ajikggaji mothaejun geumal moki meyeo sikeunhan geumal nuguboda saranghae ojik neowa na nannana nannana nanna
I sungani haengbokhae jeongmal naege waseo gomawo jeongmal nareul da julhan saram ojik neowa na nannana nannana baro neo”
Hyuna yang sekarang mengetahui siapa namja itu memalingkan mukanya.
“kau pikir aku akan memaafkanmu dengan apel ini?”ujarnya pelan, namun terukir senyum kecil dibibirnya.
“tidak suka bunganya?”ujar namja yang ternyata adalah siwon itu pelan. Hyuna hanya membalasnya dengan senyum tipis. Kemudian ia mengeluarkan sapu tangan merah dan menyulap setangkai mawar merah, dan memberkannya pada hyuna. Hyuna kembali tersenyum.
“lalu darimana kau belajar sulap?”
“donghae, dia mengajariku banyak hal”
“dia memang pria yang manis’”
“hey, bagaimana denganku?”
Hyuna hanya tersenyum menanggapi namja yang kini ada dihadapannya, dan berjalan menuju keruang tengah. Tapi kemudian ia kembali melirik ke arah siwon.
“kau tidak mau masuk?”tanya hyuna kemudian. Siwon tersenyum manis dan berjalan kearah hyuna berdiri.
“saranghae”ujar siwon pelan di telinga hyuna.
“nado”balas hyuna cepat.
Siwon mendekatkan wajahnya ke wajah hyuna. Hyuna dengan cepat memejamkan matanya. Siwon tersenyum dan mebersihkan kotoran mata yang masih menepel disudut mata hyuna. Hyuna mebuka matanya.
“chagiya, kau baru bangun ya?”ujar namja itu sambil menahan tawanya.
Hyuna yang malu melempar bunga yang ada dipangkuannya ke dada siwon, dan kemudian berjalan ke ruang tengah. Ia malu dan sedikit kesal karena siwon telah merusak suasana.
“kau merusak suasana!”ujarnya sedikit berteriak.
Siwon hanya tertawa kecil sambil mengikuti hyuna ke ruang tengah.
XXX


RE-POST FROM : Pink.Ruby

falling in love with friend ver. 1 [oneshoot]

DILARANG KERAS MENG_COPY, REWRITE, REPUBLISH, WITHOUT PERMISSION!!!!!!!!

Siwon masih memandangi kotak kecil yang kini berada di genggamannya. Sesekali ia membuka kotak tersebut dan menutupnya kembali. Ia menghempaskan nafasnya seraya memandangi bingkai foto yang ada di meja kecil disebelah ranjangnya, didalamya ada foto seorang namja dan seorang yeoja yang memakai seragam. Tangan kanan sang yeoja memegang eskrim stoberi dan tangan tangan kirinya merangkul pundak sang namja mesra, sedangkan namja itu memegang eskrim coklat ditangan kanannya dan tangan kirinya seperti sedang memegang kamera mengambil foto tersebut. Ia tersenyum dan terus memandangi foto tersebut.
“hyung~~”sebuah suara mengejutkannya. Ia buru-buru meletakkan kembali bingkai tersebut dan menyembunyikan kotak kecil yang tadi dibawah bantal.
“aku udaah liaaatt!”ujar suara itu lagi. Siwon salah tingkah.
“hyuna nuuna lagi?”tanyanya.”ah, hyung, kau pabbo sekali! Kenapa tidak dari dulu saja katakan padanya!”tambahnya.
“ya! Minho-ya, bisa tidak kalau masuk ke kamarku ketok pintu dulu!”siwon mencoba mengalihkan pembicaraan. Namja yang dipanggil minho tidak menggubrisnya dan ikut duduk di ranjang siwon. Tangannya kini meraih bingkai foto yang tadi dipegang siwon, ia memperhatikan foto tersebut.
“kalian berdua itu cocok!”ungkapnya lagi. Sedangkan siwon hanya bisa diam.
“dasar pabbo kau hyung, kalau aku jadi kau pasti aku sudah mendapatkannya dari dulu!”ungkap minho lagi.
“ya! Kau itu masih kecil, jangan campuri urusan orang dewasa!”ujar siwon kemudian.
“setidaknya aku tidak sepertimu, memendamnya hingga bertahun-tahun.”
“kau itu tidak mengertii …”
“apanya?”
“mana mungkin dia ….”
“ya! Setidaknya dia tau perasaanmu! Itu lebih baguss daripada kau memendamnya seperti itu! Aku heran dengamu hyung, kok bisa-bisanya memendam selama itu? Kalau aku jadi kau, aku akan mencari yeoja lain yang jauh lebih cantik”
“………..”
“kalau kau tidak juga mengungkapkannya biar aku saja yang bersama hyuna nuuna”ujarnya lagi seraya mengambil ancang2 untuk kabur
“hei kau!”siwon mengejar minho.
“aku hanya bercanda hyung~”ujarnya sambil mnghindari cengkaraman siwon yang kini hanya berjarak setengah meter dibelakangnya.
**

“Hyuna-sshi, kau masih disini?”ujar seorang namja mengejutkan lamunan hyuna yang sedang menunggu seseorang.
“aaa~, ne eunhyuk-sshi~”jawab namja yang dipanggil hyuna tersebut. Mereka terdiam beberapa saat.
“ahh~ ne, kau pasti menunggu kekasihmu yang bernama siwon itu ya??”goda namja yag dipanggil eunhyuk itu.
“aniiyoo~, aniiyoo~, dia temanku.”
“teman apa teman???”eunhyuk makin semangat menggoda hyuna.
“chingu, chingu!”ujar hyuna dengan penekanan disetiap katanya.
“ah ne~ ara, tapi kenapa mukamu memerah begitu?”eunhyuk tak juga berhenti menggoda. Hyuna hanya terdiam dan menundukkan wajahnya.
“ha~ baiklah aku akan diam sekarang.”ujar eunhyuk sambil tertawa kecil.
“kau sendiri, mengapa masih disini eunhyuk-sshi?”
“aku? Aku, hehe, aku menunggu yujin, hehe~”ujar eunhyuk denagn muka memerah salah tingkah.
“kalian? Ha~, chukkae~”ujar hyuna kemudian.
“ne, gumawoyo~”
Mereka diam kembali, larut dalam pikiran masing-masing. Beberapa saat kemudian datang seorang namja dengan balutan kemeja coklat muda pas badan dan jeans hitam memegang sesuatu ditangannya, seperti kunci mobil.
“annyeonghasaeyo~” ucap namja tersebut sopan ke namja yang berdiri disebelah hyuna.
“eh, annyeong. Oh, ini namja yang berama siwon itu ya? Ah, kalian memang pasangan yang sangat serasi”ungkap eunhyuk.
“ah anniyo~ eunhyuk-sshi kami hanya berteman dekat.”ujar hyuna dengan muka yang sedikit memerah. Siwon sebenarnya sedikit kecewa dengan pernyataan hyuna tersebut. Tetapi memang begitulah kenyataannya, mereka hanya berteman. Ia juga mengutuk dirinya yang tidak berani menyatakan perasaannya tersebut.
“baiklah, aku duluan ya eunhyuk-sshi. Siwon-ah kajja~”
“annyeonghaseyo eunhyuk-sshi”ujar siwon dengan sopan.
“aahh, annyeonghaseyo siwon-sshi”
**
“nugu?”tanya siwon begitu mereka didalam mobil.
“ah, dia pelatih dance modern”ujar hyuna semangat.
“o~ bagaimana hari ini?”
“seru sekali~ semua siswa antusias~ ahhh~ senang sekalii~”ujar hyuna riang.
“jinjayo?”
“hmmmmm~”ujar hyuna bergumam riang.
“aaah, melihat mereka aku ingin kembali ke masa sekolah”tambah hyuna. Siwon tertawa kecil.
“kalau begitu ayo kita kembali kesekolah”ujar siwon kemudian.
“maksudmu?”tanya hyuna bingung. Siwon hanya tersenyum misterius.
**
Siwon memarkirkan mobilnya tepat digerbang Yeong-gwang High School. Ia mematikan mesin mobil dan beralih menatap seseorang yang ada disampingnya.
“kajja!”ucapnya.
“kau yakin? Ini sudah malam!”
Siwon mengangguk mantap, kemudian membuka pintu mobil dan keluar. Kemudian ia berjalan kearah agar yang telah terkunci rapat itu.
“ya! Siwon-ah, kau lihatkan pagarnya terkunci. Bagaimana kita bisa masuk?”protes seseorang dibelakangnya. Siwon menatap orang tersebut, kemudian tersenyum nakal.
“jangan bilang kalau kita akan memanjat!”lagi-lagi siwon tersenyum jahil.
“ya!! Shireo!!”ujar orang tersebut menyilangkan tangan didepan dada membentuk X.
“wae? Padahal dulu kau pemanjat yang handal hyuna-ya!”goda siwon.
“neo micyeosso? Mana mungkin aku memanjat dengan pakaian seperti ini?”siwon memandang orang yang dianggil hyuna tersebut dari bawah ke atas. Ia menggunakan semi-dress selutut dengan blazer dan high heels.
“wae? Dulu kau juga memanjat dengan memakai rok!”goda siwon dengan senyum evilnya.
“tapi kan …….” Belum sempat orang yang bernama hyuna itu melanjutkan kalimatnya, siwon sudah mulai memanjat pagar tersebut.
Hup! Siwon melompat masuk kedalam halaman sekolah, kemudian ia melirik hyuna dan mengisaratkan agar dia masuk. Hyuna menghela nafas dan menghempaskannya lewat mulut. Ia mulai membuka higheelsnya dan melemparnya ke dalam, siwon menghindar agar tidak terkena lemparan sepatu hyuna, dengan ragu hyuna mulai memanjat, ia tak yakin masih bisa melakukannya terlebih lagi sekarang dengan pakaian yang ia kenakan sekarang. Akhirnya iapun mulai memanjat pagar tersebut. Belum setengah pagar ia panjati, ia sadar bahwa siwon memperhatikannya.
“yaaa!! Siwon-ah! Apa yang kau lihat! Cepat berbalik!!!”serunya.
Setelah ia memastikan siwon telah membalikkan badan, ia mulai memanjat lagi. Namun, sesampainya diatas …
“kyaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa~~~~”
Hyuna mendarat sukses di badan siwon, lama mereka terdiam dalam keadaan seperti itu, mata mereka saling menatap satu sama lain.
“ah, mian ..”ujar hyuna tersadar dan segera menjauhkan tubuhnya dari tubuh siwon, mukanya memerah, jantungnya berdegub sangat kencang sekarang. Ia tak berani menatap siwon. Ia bejalan memunguti higheelsnya dan memasangnya kembali. Saat ia berbalik siwon suda ada dibelakangnya dan segera menarik tangannya menuju edung sekolah.
**

“siwon-ah, apa kau masih ingat saat kita dihukum gara-gara terlambat? Kit dihukum tidak boleh mengikuti jam pelajaran, kau ingat?”tanya hyuna ketika mereka sampai disebuah kelas.
“tentu saja! itu semua karenamu! Aku jadi ikut terlambat! Coba saja kau tidak berdandan demi pria yang bernama Chansung itu, kita pasti tidak akan terlambat!’ujar siwon mengenang masa lalu. Hyuna hanya diam menanggapi. Sebenarnya ada sedikit rasa perih di hati siwon jika membicarakan tentang pria itu.
Chansung adalah pacar pertama Hyuna, dan siwon yakin kalau hyuna sangat menyukai Chansung meskipun laki-laki itu telah mengkhinatinya, karena itu ia tidak berani mengungkapkan perasaannya pada hyuna. Tapi kali ini, ia akan bertekad untuk mencobanya, meskipun ia tidak tau hasil akhirnya. Benar kata Minho, ia harus mencobanya.
Mereka masih diam, larut dalam pikirannya masing-masing. Sebenarnya hyuna tidak begitu menyukai chansung, jauh dilubuk hatinya ia menyukai seorang pria yang selalu ada didekatnya, Siwon. Hyuna tidak berani mengungkapkan perasaannya karena takut persahabatannya dengan Siwon akan hancur. Hyuna sengaja berpacaran dengan chansung agar bisa memancing perasaan Siwon, tapi kenyataannya Siwon diam dan mendukungnya berpacaraan dengan chansung.
“apa kau masih menyukainya?”tanya siwon pelan.
“……………, wae?”
“anni~ aku hanya ingin tau”
“…………….., kau sendiri? Tidak adakah gadis yang kau sukai?”hyuna balik bertanya.
“wae?”
“aku hanya ingin tau”hyuna mengembalikan ucapan siwon.
“menurutmu?”
“molla”ujar hyuna sambil menatap siwon yang duduk di bangku sebelahnya.
Siwon menghela nafasnya dan kemudian tersenyum, ia membalas tatapan hyuna.
“sebenarnya, aku sudah lama menyukai seorang gadis”ujarnya
“jeongmalyo?”hyuna berusaha untuk tetap tenang meskinun perasaannya sedang kacau sekarang. “ya! kenapa kau tidak memberitahuku? Dasar!”lanjutnya dengan ceria yang dibuat-buat dan memukul lengan siwon pelan. “apa dia cantik?” lanjutnya.
“hmmm, begitu lah”
Hyuna menganggukan kepalanya.
“ara, pasti ia sangat cantik”ujar hyuna dengan senyum yang dipaksakan, sekarang matanya beralih menatap papan tulis.
“kau jahat sekali, tidak membertihatu padaku”lanjutnya.
“apa kau ingin tau?”
Hyuna kembali menatap siwon. Pandangan mereka kembali bertemu. Siwon seperti menemukan sesuatu dimata hyuna, ia pun mendekatkan wajahnya ke wajah hyuna dan chu~, siwon menciumnya lembut dan melepaskannya setelah beberapa detik. Mata hyuna masih membulat kaget akibat perlakuan siwon tadi, ia terdiam.
“saranghae, jeongmal saranghaeyo”ujar siwon. Hyuna masih diam.
“siwon-ah ….”
“hyuna-ya mianhae, tidak seharusnya ak ….hmmphh”
Hyuna membungkam siwon dengan bibirnya, sesaat kemudian ia melepaskanya.
“nado saranghae”ujar hyuna pelan.
Siwon tersenyum, dan menarik hyuna dalam pelukannya.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ 

- Can It Be Love? [two shot FF/end] -

Author : Chikyu 'Aoi' Younghyun

Genre: Romance
Page: 2
Main Cast: Cho Kyuhyun and Kim Younghyun
Another Cast: Lee Donghae, Lee Hyorin, Lee Hyukjae, Choi Siwon
--------------------------
----------------
Bunyi ponselnya kembali membuyarkan lamunan Younghyun saat ia sedang duduk di kursi lobi apartemen, menunggu jemputan Hyorin.
"Aku diluar." ujar seseorang di ujung sambungan telepon itu. Younghyun bergegas sambil memakaikan kembali kacamata hitamnya. Di halaman luas berpagar tumbuhan yang entah apa namanya itu telah terparkir mobil van hitam yang biasa membawanya ke lokasi syuting. Younghyun segera masuk dan mendapati orang selain Hyorin dan supir di dalam kendaraan itu.
"Oppa!" seru Younghyun pada pria dengan tulang rahang yang khas duduk di samping Hyorin. Pria itu tersenyum.
"Han ahjussi, langsung ke Gimpo." ujar Hyorin pada supir mereka, lalu ia beralih pada Younghyun. "Ia merengek ingin ikut, Hyun-ah."
"Geojitmal! Kau yang memaksaku ikut." sahut pria bernama Hyukjae itu.
"Gezz-! Sama saja kalian berdua. Eonni-ah, disana untuk bekerja, bukan berpacaran." canda Younghyun.
"Siapa yang mau berpacaran dengan namja itu?"
"Aku mau turun disini." rajuk Hyukjae setelah mendengar ucapan Hyorin, kekasihnya.
"Turunlah. Tapi mobil tidak akan berhenti, melompatlah saat mobil ini melaju."
"Ya-! Chagi-ah, kau kejam sekali."
Younghyun tersenyum geli melihat pasangan itu.
"Oh y, apa suami-mu tidak ikut mengantar?"
"Ehm, ia sudah berangkat ke rumah sakit dari tadi, eonni-ah."
"Oh y, aku baru ingat kalau pengambilan adegan untuk bagian ending film ini cuma 4 hari. Produser memberi bonus liburan 3 hari untuk kru dan artis. Sayang sekali suami-mu tidak ikut, seharusnya bisa mengambil kesempatan ini untuk bulan madu. Seingatku kau tidak mengambil break untuk bulan madu setelah menikah."
"Ah~ itu... Bulan madu y? Kami sudah merencanakannya di tempat lain. Tapi belum dalam waktu dekat ini. Kyuhyun bilang tidak usah buru-buru soal anak." tidak sulit bagi Younghyun untuk berakting mengatakan kebohongan ini, itu keahliannya. Hyorin mengangguk saja tanda mengerti.
------------------------------------------
Tubuh Younghyun sekarang direngkuh erat oleh pria bertubuh kekar di depannya.
"Khajimayo..." bisik pria itu lemah di telinga Younghyun. Diam. "Chebal... saranghandago! Neo eobsin nan andwae!" tegas pria itu, kini air matanya menetes. Perlahan pria itu melepaskan pelukannya, Younghyun mendongak menatap wajahnya yang basah karena air mata. Dan sekarang wajah mereka saling mendekat. 'cuphh!'


"Okey, sedikit lagi. Perfect! Cut!" teriak produser yang memimpin berjalannya syuting film itu.


"Gomawo Siwon-ssi. Kau sudah bekerja keras."
"Ne. kau juga, Younghyun-ssi. Waktunya istirahat, kkaja."
"Ne." sahut Younghyun sambil tersenyum pada pria dengan lesung pipit yang manis di depannya. Jujur saja Younghyun tertarik pria itu. "Eung~ Siwon-ssi, besok aku, Hyorin eonni dan teman-teman yang lain akan mengadakan pesta kecil-kecilan. Kau mau bergabung?"
Siwon terlihat berpikir sejenak, mencoba mengingat jadwalnya besok.
"Besok?"
"Ye~ malam. Kira-kira 8 p.m"
"Okay!"
"Assa-! Nanti akan kuberitahu dimana tempatnya."
"Ne~ Aku ke sana dulu y?" pamit Siwon meninggalkan Younghyun.
-------------------00------------------
Tidur Younghyun tidak lelap malam ini. Berkali-kali ia meliuk-liukkan badannya di atas ranjang hotelnya demi mendapatkan posisi tidur yang nyaman. Sia-sia, bahkan ia tidak merasa ngantuk sedikitpun. Younghyun melirik jam dinding kamarnya. Itu menunjukkan pukul 11 p.m.
"Rrgh! Aku butuh istirahat!" erang Younghyun sambil menutup rapat kepalanya dengan bantal. Tetap saja, sesuatu yang mengganjal pikirannya masih terpikir dan itu mengganggu sekali. Ini soal Kyuhyun. Sejak Younghyun sampai di Jeju, dan ini hari ke-empat, tidak satu kalipun Kyuhyun menghubunginya. Entah sejak kapan wanita itu mulai peduli dengan perhatian kecil Kyuhyun yang biasanya ia tanggapi dengan acuh-tak-acuh.
Pria itu pasti sedang menikmati kebebasannya, pikir Younghyun. Benar juga, Younghyun membenarkan pikirannya sendiri. Mungkin Kyuhyun sedang menikmati waktu bersama teman wanitanya sementara ia berada di Jeju. Younghyun meyakinkan dirinya kalau itu bukan masalah baginya. Ia bisa maklum, karena sejak Kyuhyun menikah dengannya, pria itu tidak pernah tampak menghubungi wanita lain. Tapi seharusnya Kyuhyun menghubunginya, setidaknya menanyakan kabar atau mengirimi pesan konyol yang biasa ia lakukan. Sementara Younghyun tengah sibuk berkutat dengan pikirannya sendiri, ponsel berbunyi. Nama Kyuhyun tertera di layar ponsel miliknya. Meski emosinya bergejolak sekarang, tapi Younghyun berusaha tenang menyambut panggilan itu.
"Yeoboseyo..." sapa Kyuhyun dengan suara tenang. Damai sekali rasanya setiap mendengar suara lembut pria itu.
"Ye-!"
"Annyeong, nae yeobo."
"Hm."
"Wae? Sepertinya kau tidak suka aku menghubungimu."
"Begitulah."
"Haha- Wae?"
Kesal sekali Younghyun mendengar tawa Kyuhyun barusan.
"Aku marah padamu!"
"Wae?"
"Kau melupakanku."
"Bagaimana mungkin aku..."
"Aku pergi ke luar kota dan kau sekalipun tidak menghubungiku. Kau tidak peduli padaku. Apa kau masih bisa disebut suami yang baik? " ceracau Younghyun.
"Aku hanya tidak mau mengganggu kesenanganmu disana. Kau bertemu banyak pria, eh?"
Younghyun terdengar mendengus kesal.
"Kesenanganku? Aku malah berpikir kau yang sedang bersenang-senang disana."
"..."
"Setidaknya tanyakan kabarku."
"Kau haus perhatian sekali sepertinya."
"Terserah apa katamu."
"Mianhada."
"Sirhuh!"
"Aku meninggalkan tugasku di rumah sakit dari malam ini sampai lusa demimu. Apa itu tidak membuatmu terharu?"
"Tidak sedikitpun."
"Aku di Jeju."
"Geojitmal!"
"Aku di depan. Bukakan pintu."
"Sama sekali tidak lucu."
"Dengar suara ketukan pintu?"
Younghyun melepas ponsel dari telinganya sebentar, meski enggan tapi ia tetap mencoba menangkap bunyi yang dimaksud Kyuhyun. Benar saja, samar-samar ia mendengar suara pintu kamarnya diketuk. Younghyun menghambur turun dari ranjangnya dan beranjak membukakan pintu dengan tergesa-gesa. Di depannya sekarang berdiri Kyuhyun dengan jas coklat dan t-shirt putihnya. Pria itu tersenyum.
"Yeoboseyo, yeobo-ah." Kyuhyun masih berbicara dengan ponsel yang masih menempel di telinganya.
"Miwo!" rajuk Younghyun sambil menekuk wajah melihat Kyuhyun.
"Bogoshipdago, yeobo-ah. Neo?" goda Kyuhyun. Beberapa detik Younghyun masih bertahan dengan rasa sebalnya, ia enggan mengakui kalau ia merindukan Kyuhyun. Tapi itu tidak bertahan lama. Dan sekarang ia luluh.
"Cheongmal bogoshippo!" ujar Younghyun langsung memeluk Kyuhyun. "Bogoshippo, yeobo-ah. Bogoshippo, chingu-ah."
-------------------00------------------
"Masih belum memaafkanku?" tanya Kyuhyun seraya membuka jasnya, kemudian dengan rapi menggantungkannya di dalam lemari bersama pakaian Younghyun. Tidak ada jawaban dari istrinya. Wanita itu masih duduk bersila di sisi ranjang. "Pria yang barusan kau telpon, kau menyukainya kan?" Kyuhyun mengalihkan pembicaraan.
"Ye~ sangat menyukainya. Karena dia baik dan perhatian," ujar Younghyun dengan nada menyindir.
"Baguslah. Aku bisa tenang kalau yang menggantikanku ternyata lebih baik dariku. Besok pagi aku langsung pulang ke Seoul saja, mengurus surat cerai. Otte?"
"Kya~ Kyuhyun-ssi, kapan kau bisa bicara serius?"
"Aku serius. Kapan aku pernah bercanda? Aku lelah, mau tidur." Kyuhyun menghempaskan tubuhnya di ranjang di sebelah Younghyun.
"Kya~ kau mau tidur disini?"
"Wae? Dimana lagi? Apa kata orang kalau suami-istri tidur di kamar terpisah."
"Maksudku kau mau tidur di ranjang ini?"
"Gezz~! Apa yang salah kalau kita seranjang? Aku tidak akan melakukan apa-apa." dengan malas Kyuhyun bangkit dari posisinya. Ia menarik selimut dan sebuah bantal lalu berjalan menuju sofa. "Matikan lampu tidurnya. Aku tidak suka ada cahaya saat tidur."
"Tapi aku tidak terbiasa tidur dalam gelap."
"Terserah kau saja." pasrah Kyuhyun. Ia mulai dongkol karena Younghyun yang tidak pernah mengalah.
------------------------------------------
Hujan yang biasa turun di pertengahan musim panas, sejak pukul 9 a.m tadi mengguyur kota Seoul. Itu mengiringi perjalanan Kyu-Young pulang ke apartemen mereka. Ada yang berubah dari Kyuhyun, ia tidak banyak bicara seperti biasanya sejak tadi malam. Entah apa yang salah, Younghyun berusaha untuk tidak peduli dengan perubahan sikap Kyuhyun itu.


Mereka sampai kira-kira setelah satu jam perjalanan. Dan itu membuat Younghyun lelah, ia pun meregangkan tulang punggungnya dengan menggeliat di sofa empuk di ruang tamu. Kyuhyun kembali tidak terdengar suaranya, pria itu langsung masuk ke kamarnya. 'TAKK!' pintu kamar dibanting keras oleh Kyuhyun. Younghyun bangkit sebentar melirik ke arah pintu kamar suaminya.
"Apa yang salah dengan orang itu? Aneh sekali," gumam Younghyun tidak peduli, lalu melanjutkan acara santainya. Tidak lama Kyuhyun kembali keluar dari kamar. Masih dengan aksi diam.
"Kyuhyun-ssi, boleh aku minta kau buatkan teh ginseng yang biasa kau buatkan itu?" pinta Younghyun, ia masih berbaring menggoyang kaki di atas sofa.
"Aku bukan pembantumu. Kalau kau mau buat saja sendiri. Manja," dengus Kyuhyun di ujung kalimatnya.
Younghyun bangun lalu berjalan menuju pantry. "Aku bisa buat sendiri. Dan... aku tidak manja."
"Baguslah." kali ini Kyuhyun yang duduk di sofa. Ia meraih remote dan menyalakan televisi. Menyetel volume tinggi.
"Ya-! Kyuhyun-ssi, kecilkan suaranya. Aku benci suara sorak penonton dan komentator pertandingan bola itu."
Bukannya mengecilkan, justru Kyuhyun menambah volume suara lagi. Younghyun terpancing emosi karenanya.
"Kya-!" Younghyun membanting gelas kaca yang disiapkannya untuk menyeduh teh. Seketika gelas itu berderai menjadi pecahan-pecahan kecil tidak beraturan. Kyuhyun mematikan televisi-nya. Hening. "Kau menyebalkan, Kyuhyun-ssi!" pekik Younghyun.
"Kau jauh lebih menyebalkan!"
Pertengkaranpun dimulai.
"Aku tidak mengerti kau kenapa? Sejak tadi malam kau tidak bicara denganku. Bahkan kau merespon setiap ucapanku dengan tanggapan sinis. Aku mencoba untuk tidak peduli walau sebenarnya aku tidak nyaman dengan sikapmu. Dan sekarang tiba-tiba saja kau kasar padaku. Aku benci kau seperti ini!"
"Dan aku benci kau tidak menghargaiku sebagai suami-mu!"
"Apa lagi yang menurutmu salah kali ini?"
"Mabuk, mendekati pria lain, bahkan berdansa seperti gadis liar bersama pria bernama Siwon itu."
"Mwo? Liar? Hati-hati dengan ucapanmu, Kyuhyun-ssi!" Younghyun dengan suara penuh penekanan.
"Jalang." Emosi membuat Kyuhyun kehilangan kemampuan untuk memilih kata yang lebih halus. Beberapa detik setelah mengucapkan kata itu, Kyuhyun digerogoti penyesalan. Tapi terlambat untuk menarik kembali kata yang berhasil membuat Younghyun merasa dihina itu. "Bagaimana pandangan orang yang melihatmu semalam? Apa kau ingin membuatku terlihat seperti pecundang, membiarkan istriku bersenang-senang dengan pria lain di depan mataku," kilah Kyuhyun, berusaha mengganti topik perseteruan.
"Persetan dengan harga dirimu dan berhenti menggunakan pandangan orang lain sebagai alasan untuk terus menyalahkanku. Aku tidak tahan denganmu, Cho Kyuhyun-ssi!" tegas Younghyun penuh amarah. Terlihat sekali tatapan bencinya pada Kyuhyun.
"Akh!" Younghyun meringis saat ia beranjak dari tempatnya dan pecahan gelas menembus tapak alas kakinya yang tipis. Itu juga berhasil membuat luka robek kecil di telapak kakinya, tapi Younghyun mencoba untuk tidak peduli dengan serpihan yang masih menancap di kakinya itu. Satu-satunya keinginan Younghyun sekarang adalah pergi dari hadapan pria bernama Cho Kyuhyun.


Kyuhyun melihat dengan jelas insiden kecil itu. Ingin sekali ia segera berlari ke arah Younghyun lalu mengobati luka di kaki wanita itu. Tapi pasti Younghyun akan menolak keras bantuannya setelah adu mulut mereka barusan. Jadi Kyuhyun hanya memilih diam ditempatnya. Memperhatikan gerak Younghyun yang sedikit tertatih menuju kamarnya. Bercak darah terlihat menempel di lantai bekas pijakan Younghyun. Itu pasti perih sekali, batin Kyu.


Beberapa saat kemudian Younghyun tampak kembali keluar dari kamar sambil membawa tas sandang kecil. Ia juga langsung menyeret koper yang masih terletak di ruang tamu, ia masih belum merapikannya setelah pulang dari Jeju beberapa menit yang lalu.


"Eodi khayo?" Kyuhyun memberanikan diri bertanya. Perlahan ia berjalan mendekati Younghyun.
"..."
"Diluar hujan."
"Menunggu sampai hujan reda? Aku tidak punya kemampuan lagi untuk bersamamu selama itu."
"Aku mengantar mobilmu untuk di service sebelum berangkat ke Jeju."
"Aku bisa naik taksi." sahut Younghyun ketus. Ia pun membuka pintu dan beranjak keluar apartemen sesegera mungkin. Sementara Kyuhyun hanya mematung di tempatnya.


Sial. Younghyun lupa membawa sesuatu yang paling penting saat hujan, payung. Tapi ia lebih memilih badannya terguyur hujan sementara menunggu taksi, daripada masuk kembali ke dalam apartemen untuk mengambil payung. Ia pasti bertemu Kyuhyun lagi, dan ia tidak mau itu terjadi. Younghyun berjalan menyusuri jalan besar di depan bangunan megah itu. Berjalan pelan sekali dengan sebelah kaki yang diseret. Perih, rasa itu menjalar di kaki kanannya.


Beberapa menit menunggu dibawah hujan membuat Younghyun menggigil karena dingin. Tapi tidak lama seseorang datang mendekatinya, mengulurkan payung untuk melindunginya dari tetes hujan.
"Pabo. Kau bisa sakit." ujar orang itu. Younghyun kenal sekali suara itu. Younghyun memberanikan diri untuk memastikan, ia menoleh.
"Oppa..." gumam Younghyun dengan bibir bergetar. Pria yang memayunginya itu tersenyum. Younghyun tidak tau harus senang atau sedih sekarang. Seharusnya ia senang karena akhirnya bertemu lagi dengan pria yang masih dicintainya itu. Tapi mengingat luka yang pernah Donghae berikan padanya membuat Younghyun urung untuk melonjak bahagia. Sekarang Younghyun bertahan dengan emosi datar.
"Hyun-ah, ayo masuk." suara lain terdengar di antara keheningan sepasang mantan kekasih itu. Kyuhyun. Entah sejak kapan pria itu datang. Kyuhyun meraih lengan Younghyun dan menariknya.
"Sirhuh!" sahut Younghyun.
"Jangan kekanak-kanakan, Hyun-ah. Ayo, masuk. Kau bisa sakit," ujar Kyuhyun sedikit memaksa.
"Ia tidak mau. Jangan memaksanya, Kyuhyun-ssi." kali Donghae angkat bicara. Kyuhyun menatap sinis pada Donghae.
"Kau punya televisi, kan? Mungkin kau melihat liputan acara pernikahan kami hari itu. Seharusnya kau tau dia istriku. Jadi jangan ikut campur." Kyuhyun menarik Younghyun ke dalam dekapannya. "Ayo, masuk. Bagaimana kalau ada papparazi yang melihat?" bisik Kyuhyun lembut di telinga istrinya. Seperti mantra sihir, bisikan Kyuhyun itu berhasil membuat Younghyun tunduk. Sementara Donghae, pria itu hanya bisa diam melihat Kyu-Young berlalu dari hadapannya. Ia memang tidak punya hak untuk membawa Younghyun dari Kyuhyun, walau sebenarnya ia ingin sekali melakukan itu.


"Masuklah dan ganti pakaianmu."
"Sirhuh!"
"Ini bukan waktunya membantahku, Hyun-ah. Kau bisa sakit!"
"Bisakah kau berhenti membentakku?! Kau tidak lebih dari sosok monster menyeramkan di mataku sekarang! Aku menyesal memilih kau sebagai suamiku, bahkan hanya dalam sebuah permainan sekalipun."


Bertengkar dengan Kyuhyun siang tadi membuat Younghyun benar-benar lelah. Batinnya lebih lelah lagi. Ia tertidur setelah mengganti pakaiannya yang basah. Sorenya ia sempat terbangun karena mendengar ketukan pintu kamar, tapi ia mengabaikannya. Kepalanya sakit karena kehujanan, membuat Younghyun enggan untuk bangun. Lagipula ia sedang malas melihat wajah Kyuhyun.


'tok! tok! tok!'
Untuk kesekian kalinya Kyuhyun mencoba mengetuk pintu kamar Younghyun. Tapi penghuninya tidak pernah menyahut. Kyuhyun khawatir sebenarnya, ia ingin memastikan kalau Younghyun tidak demam karena kehujanan siang tadi. Dan ia juga berniat mengobati luka di kaki Younghyun. Menyadari usahanya meminta Younghyun membukakan pintu sia-sia, Kyuhyun memberanikan diri untuk masuk tanpa permisi. Ia terlalu khawatir sekarang.
Pintu kamar Younghyun berderit saat Kyuhyun perlahan membukanya. Dengan membawa nampan berisi kotak P3K dan air hangat serta sebuah handuk, Kyuhyun berjalan mendekati ranjang Younghyun. Istrinya itu terlihat masih tertidur.
"Umma..." rintih Younghyun dengan mata masih tertutup. Wanita itu mengigau, pikir Kyu. Kyuhyun menarik sebuah kursi dan bersiap melakukan operasi kecil di kaki Younghyun. Tapi saat tangannya menyentuh kaki Younghyun, itu terasa dingin sekali. Kyuhyun mengalihkan tatapannya menuju wajah Younghyun. Bibir wanita itu menggigil dan keringat membanjiri wajahnya. Kyuhyun mengulur tangannya di leher Younghyun, panas sekali. Kekhawatiran Kyuhyun ternyata benar, Younghyun demam tinggi. Semalaman ini dihabiskan Kyu untuk merawat Younghyun.
------------------------------------------
Younghyun merasakan kondisi tubuhnya sudah kembali membaik setelah 4 hari terbaring karena sakit. Ia bisa membuka matanya dengan normal tanpa merasa pening lagi. Udara di kamarnya siang itu segar sekali walau sedikit panas karena pengaruh suhu di luar. Younghyun dapat melihat sosok ibunya yang sedang membaca majalah didekat meja tempat ia biasa menulis atau sekedar membaca buku. Bersamaan dengan itu Younghyun mendengar suara dari arah luar.
"Aku pulang." sapa Kyuhyun dari luar.
Younghyun mengurung niat untuk bangun. Ia kembali menutup mata, berpura-pura tidur. Ia masih belum mau berhadapan dengan Kyuhyun. Sekarang pintu kamarnya terdengar dibuka, pasti itu Kyuhyun.
"Omonim, bagaimana keadaan Younghyun?"
"Suhu tubuhnya sudah normal. Tapi dia masih belum bangun. Mungkin itu pengaruh obat."
"Apa tadi umma juga kesini?"
Younghyun mendengar suara Kyuhyun semakin mendekat ke arahnya.
"Ya, tapi buru-buru pergi karena Ah Ra meminta Ibu-mu menjaga anaknya."
"Oh~"
Sekarang Younghyun merasakan tangan Kyuhyun di dahinya. Kemudian dengan punggung tangannya, Kyuhyun menyentuh lehernya. Aneh, Younghyun menikmati sentuhan itu, bahkan ia tidak merasa ingin marah sedikitpun.
"Apa hari ini meninggalkan tugas di rumah sakit lagi?" tanya Ibu Younghyun seraya meletakkan majalahnya.
"Ada yang menggantikanku. Lagipula aku juga punya pasien di rumah," canda Kyuhyun seraya duduk di sisi ranjang dan meremas pelan jemari Younghyun. Ibu Younghyun tertawa kecil mendengarnya. "Omonim pasti lelah. Istirahatlah. Oh y, aku juga bawa makanan untuk makan siang. Omonim belum makan siang, kan?"
"Justru kau yang butuh istirahat, omonim cuma duduk. Semalam omonim lihat kau tidak tidur dan terus berjaga di samping Hyunnie. Kalau begitu terus nanti kau juga bisa sakit."
Kyuhyun tersenyum sumringah. "Menjaga Younghyun adalah tanggung jawabku."
Younghyun mendengus di dalam hati mendengar pernyataan klise Kyuhyun.
"Sepertinya omonim harus kembali ke rumah. Sudah 3 hari omonim tidak memasak untuk abeonim-mu."
"Ah~ algetseumnida. Khamsahamnida omonim-ah, sudah membantu menjaga istriku selama 3 hari ini."
"Omonim juga berterima kasih kau merawat uri Hyunnie dengan baik."
Ibu tidak tau bagaimana sikap Kyuhyun sebenarnya, batin Younghyun.
-------------------00------------------
Sore ini Younghyun berniat melancarkan aksi balas dendamnya. Ia ingin menghukum Kyuhyun atas apa yang pria itu lakukan padanya. Kyuhyun berhasil menyakiti perasaannya, melukai harga dirinya dengan kata 'jalang', membuat ia terlihat lemah karena sakit, dan yang paling menyebalkan membuat Ibu-nya memiliki pandangan yang sangat baik terhadap sosok Kyuhyun yang tanpa diketahui siapapun selalu mengatur dan membentaknya. Younghyun membuat Kyuhyun harus membayar mahal untuk semuanya.


Malam itu Younghyun menolak keras saat Kyuhyun menyuapinya, bahkan ia menolak minum obat. Younghyun meminta Kyuhyun membeli roti keju kesukaannya di toko roti yang letaknya jauh sekali dari apartemen mereka. Younghyun membentak Kyuhyun saat pria itu terlalu lama membawakan roti yang hanya dicuilnya sedikit lalu dimuntahkan lagi, padahal Kyuhyun harus mengemudi jauh sekali dan mengantri untuk mendapatkan makanan itu. Saat Kyuhyun asik bermain game, Younghyun memintanya untuk memijit kakinya. Younghyun marah karena pijitan Kyuhyun terasa terlalu keras padahal pijitan itu lembut sekali dan terasa nyaman. Malam itu jadwal pertandingan club favorit Kyuhyun, tapi Younghyun lagi-lagi berulah, ia memaksa Kyuhyun mengganti channel dengan acara drama-tv kesukaannya. Kyuhyun tidak menolak sedikitpun. Saat mata Kyuhyun mulai tertutup karena kantuk, Younghyun menyuruh Kyuhyun membawakannya segelas susu coklat untuk menemani acara menontonnya. Younghyun kembali membangunkan Kyuhyun yang tertidur di sofa saat ia minta dibantu dibopong ke kamarnya dengan alasan kakinya masih terasa nyeri saat dipijakkan. Terakhir Younghyun menginginkan Kyuhyun menemaninya semalaman ini, meminta pria itu mengelus rambutnya sampai ia terlelap. Tapi sampai pukul 3 dini hari ia masih belum juga tertidur, dan Kyuhyun terpaksa harus ikut terjaga padahal matanya terasa berat sekali.
------------------------------------------
Pagi itu Younghyun terbangun dengan mendapati Kyuhyun masih tertidur di atas kursi. Dengan badan meringkuk di sisi ranjang Younghyun dan tangannya masih hinggap di kepala Younghyun.
"Ya-! Ireona!" ujar Younghyun sambil mendorong-dorong bahu Kyuhyun sampai pria itu terbangun dan itu berhasil. Kyuhyun mencoba membuka matanya yang masih mengantuk.
"Enghh!?" Kyuhyun melenguh seraya bangkit dari posisinya.
"Siapkan air hangat dan sarapan!" Younghyun masih melancarkan aksi balas dendam rupanya.
"Ne~" sahut Kyuhyun dengan suara parau. Ia berdiri dan menggeliat meregangkan tulang punggungnya. "Chamkhamanyo."
Seharusnya Younghyun puas setelah berhasil memperalat Kyuhyun. Tapi melihat pria itu selalu menurut, bahkan tidak memperlihatkan rasa kesal sedikitpun malah membuat Younghyun merasa kasihan. Melihat wajah lelah Kyuhyun pagi ini membuat Younghyun menyadari betapa semua yang Kyuhyun lakukan padanya selama ia sakit adalah ketulusan. Rasa bersalah menghinggapi Younghyun saat mengingat kembali apa yang ia lakukan semalam. Tapi Kyuhyun pantas mendapatkan itu setelah apa yang ia lakukan terhadap dirinya, pikir Younghyun.


Di meja makan sudah terhidang makanan yang dibuat Kyuhyun dengan tangannya sendiri. Bubur, sup kimchi dan juga segelas jus buah untuk memulihkan stamina Younghyun. Saat pintu kamar terbuka, Kyuhyun bergegas menghampiri Younghyun untuk membantu istrinya itu berjalan menuju meja makan. Lagi-lagi Younghyun merasakan kelembutan dari seorang Kyuhyun.
"Kau tidak ikut makan?"
"Nanti saja. Aku masih kenyang setelah memakan roti keju punyamu. Enak juga, kenapa kau tidak menghabiskannya?"
"Eh? itu... lidahku terasa pahit semalam," kilah Younghyun.
"Ah~ araso. Begitulah kalau sedang sakit."
Kyuhyun menyunggingkan senyuman manisnya. Kemudian melanjutkan mengupas jeruk untuk Younghyun.
"Apa kita sudah baikan sekarang?" tanya Kyuhyun masih berkonsentrasi dengan jeruknya.
"Eh?"
"Aku sadar ucapanku hari itu kasar sekali."
"Sudahlah, aku tidak mau mengingat itu lagi."
"Mianhada. Aku berjanji itu terakhir kalinya membuatmu marah."
"Aku ingin sekali mempercayaimu. Tapi kau seringkali meledak-ledak tanpa alasan yang jelas."
"Aku tidak akan marah kalau kau tidak melakukan kesalahan. Hari itu kau membuatku cemburu."
"Heh?"
"Kalau ingin mendekati Siwon, setidaknya pikirkan waktu dan tempatnya. Hari itu banyak orang yang melihat, bagaimana kalau ada wartawan yang melihat dan membuat artikel yang tidak-tidak?"
"Baiklah. Aku salah."
"Aku juga."
"Gomawo."
"Untuk pengabdianku selama beberapa hari ini? huh- Aku yang membuatmu sakit, anggap saja aku sedang menebus kesalahanku."
Lagi-lagi Kyuhyun tersenyum manis sambil menatap Younghyun untuk beberapa saat, membuat Younghyun mendadak salah tingkah.
"Ah~ hampir saja aku lupa. Donghae kesini 2 hari yang lalu, tapi aku melarangnya melihatmu."
"Donghae?"
"Emh, si brengsek itu masih berani datang menemuimu. Rasanya aku ingin sekali memukul wajahnya saat ia datang lagi dengan wajah penyesalan dan membawa seikat bunga untuk menjengukmu."
"Kau berkelahi dengannya?"
"Tentu saja tidak! Aku dengar Donghae master Tae Kwon Do, pasti aku kalah kalau berkelahi dengannya. Jadi aku mengajaknya bicara."
Pernyataan Kyuhyun berhasil membuat Younghyun hampir tertawa.
"Lalu?"
"Katanya dia masih mencintaimu. Ia punya alasan kenapa menikah dengan orang lain dan meninggalkanmu. Dan alasannya cukup meyakinkanku."
"Apa?"
"Kau bicara saja langsung dengannya. Di ponselmu aku sudah menyimpan nomornya, hubungi saja."
"Kau mengizinkanku menemuinya?"
"Tentu saja. Kenapa aku harus menghalangi pertemuan sepasang mantan kekasih yang masih saling mencintai."
"Bukankah dulu kau bilang Donghae bukan pria yang baik? Bagaimana kalau ada papparazi yang melihat? Seperti yang selalu kau khawatirkan."
"Geurom, sepertinya lebih baik aku melarangmu saja."
"Mwo?"
"Makanya jangan banyak bicara kalau kau tidak ingin aku berubah pikiran. Bersikaplah sewajarnya di depan Donghae, maka orang tidak akan berpikiran yang tidak-tidak."
"Ara~ cerewet kau!"
"Habiskan makananmu. Setelah itu kau ikut aku, sepertinya kita sudah lama tidak mengadakan kunjungan ke rumah orang tua. Umma-Appa ku merindukanmu. Mungkin ini kunjungan terakhir kalau kau memutuskan kembali pada Donghae."
------------------------------------------
Setelah menimbang-nimbang akhirnya Younghyun memutuskan untuk menghubungi dan mengajak Donghae bertemu. Lebih dari sekedar ingin tau alasan Donghae meninggalkannya, sebenarnya Younghyun sangat merindukan sosok Donghae. Mantan kekasih yang secara sepihak memutuskannya. Walau luka yang diberikan Donghae cukup dalam tapi Younghyun masih sulit untuk membenci dan benar-benar menghapus Donghae dari hatinya.


Sore itu mereka berjanji bertemu di sebuah cafe di dekat Yeuido. Awalnya Donghae mengusulkan untuk bertemu di cafe dimana ia dan Younghyun dulu biasa bertemu, tapi Younghyun menolak. Younghyun berdalih tempat itu terlalu jauh padahal sebenarnya ia sedang menghindari terkuaknya memori-memori lama yang tersimpan di tempat itu.
Younghyun sengaja datang agak terlambat sore ini, ia tidak ingin terlihat seperti orang yang benar-benar mengharapkan pertemuan ini. Perlahan ia melangkah masuk menuju meja yang ada di tengah cafe itu. Donghae terlihat sedang melamun, entah apa yang ia pikirkan.
"Mianhe, aku terlambat." tutur Younghyun seraya menarik kursi dan duduk.
"Gwaenchana." Donghae tersenyum. "Aku juga baru datang. Aku sudah memesan minuman. Latte, kau masih suka minuman itu, kan?"
"Animnida. Aku mulai terbiasa dengan teh ginseng atau segelas susu coklat yang biasa Kyuhyun buatkan untukku." Younghyun berusaha berbicara sedatar mungkin.
"Oh~ Kyuhyun, suami-mu." raut kecewa terlukis di wajah Donghae.
"Kemana saja selama ini, Donghae-ssi? Apa istri-mu baik-baik saja?"
"Sejak kapan kau mulai berbicara formal seperti ini? Kau bahkan tidak memanggilku dengan sebutan oppa."
"Bukankah aku yang lebih dulu bertanya?"
"Ah~ geurom, aku tinggal di Jepang. Dan aku sudah bercerai, tepatnya sebulan sebelum aku mendengar berita pernikahanmu."
"Oh~ begitu rupanya. Lalu apa yang kau lakukan di Korea?"
"Aku ingin menemuimu."
"Sudah kau lakukan."
"Aku ingin membawamu."
"Terlambat, aku punya Kyuhyun."
"Tapi kau tidak mencintainya, kenapa kau menikah dengannya?"
"Siapa bilang?"
"Kyuhyun sendiri yang bilang padaku."
"Mwo?"
Seorang pelayan yang mengantarkan dua gelas latte sejenak menghentikan obrolan Younghyun dan Donghae.
"Aku tau soal permainan yang sedang kalian lakukan. Kyuhyun sudah menceritakan semuanya padaku."
Sial. Younghyun merutuk kesal mendengar ucapan Donghae. Ini membuat ia kehilangan harga diri di depan Donghae. Younghyun bersumpah akan memaki Kyuhyun saat mereka bertemu di rumah nanti.
"Lalu? Kau berhasil membuatku terlihat seperti wanita bodoh. Kau meninggalkanku setahun yang lalu dan sekarang mendapati aku yang masih menyimpan perasaan terhadapmu. Huh! Kau pasti bangga sekali."
"Aniya~ justru aku sangat bersyukur kau masih menyukaiku. Aku mencintaimu, Hyun-ah. Aku meninggalkanmu karena orang tuaku. Saat itu umma sakit, beliau menginginkanku segera menikah. Dan kau tau sendiri bagaimana respon umma terhadap hubungan kita, beliau tidak menyukai menantu seorang artis. Beberapa hari setelah beberapa infotainment menyiarkan berita bahwa kita akan bertunangan kesehatan umma drop. Aku dalam pilihan sulit saat itu. Aku menyayangi umma-ku dan aku mencintaimu." jelas Donghae panjang lebar.
"Tapi kau tidak memberi penjelasan apapun. Kau menghilang begitu saja."
"Aku tidak tau harus menjelaskan apa."
"Apa kau tau bagaimana tekanan yang aku hadapi saat itu? Semua wartawan itu bertanya-tanya tentang kau dan pertunangan kita. Aku tidak punya jawaban, aku menghadapi semuanya sendiri."
"Aku tau, Kyuhyun menjelaskan semuanya padaku."
"Kenapa kau kembali sekarang?"
"Aku mencintaimu. Aku punya keyakinan kalau kau juga masih mencintaiku. Dan aku benar-benar yakin kita bisa bersama lagi setelah mendengar penjelasan dari Kyuhyun."
"Ibu-mu tidak menyukai menantu seorang artis."
"Umma meninggal sebelum aku memutuskan untuk bercerai."
Hening. Donghae perlahan meraih tangan Younghyun yang terlipat di atas meja.
"Hyun-ah, ayo kita memulai kehidupan yang baru. Sampai kapan kau terus memainkan permainan konyol ini?"
Younghyun menarik tangannya dari genggaman Donghae.
"Aku tidak mau ada gosip, Donghae-ssi. Jaga sikapmu."
"Mianhe. Ah~ aku punya sesuatu untukmu."
Donghae merogoh saku jas-nya dan mengeluarkan benda hitam kecil berbentuk kotak. Ia membuka dan menyodorkannya ke hadapan Younghyun. "Hadiah ulang tahunmu. Juga cincin pertunangan kita. Saengil chukkae."
"Mianhe, Donghae-ssi. Aku tidak bisa menerima ini."
"Wae?"
"Aniya~ aku harus kembali. Kyuhyun memintaku untuk pulang cepat sore ini." Younghyun bergegas bangun dari tempat duduknya. Tapi Donghae menahan tangan Younghyun.
"Hyun-ah, kita punya kesempatan untuk memulai lagi. Aku sangat berharap kau kembali padaku. Besok atau lusa aku ingin kita bertemu lagi dan aku ingin mendengar keputusanmu."
------------------------------------------
"Saengil chukkae!" seru Kyuhyun saat Younghyun membuka pintu apartemen. Younghyun menoleh sebentar sambil mengganti high heels-nya dengan sandal rumah. "Bagaimana pertemuan kalian?" tanya Kyu. Younghyun mendongak dan menunjukkan raut muka masam.
"Kyuhyun-ssi..." geram Younghyun.
"Ah-! Sepertinya ada kabar buruk. Bisakah kita bersenang-senang dulu, setelah itu baru kau bercerita."
Kyuhyun menarik Younghyun menuju ruang TV. Dan Younghyun dibuat takjub oleh pemandangan di depannya. Ruangan TV di penuhi balon biru dan putih. Lampu yang agak redup menerangi tempat itu dan terdapat sebuah cake di atas meja.
"Aku menyiapkan ini sejak tadi siang. Kkaja!"
Kyuhyun mendorong bahu Younghyun ke depan meja dan memaksanya untuk duduk. Younghyun sempat terharu melihat semua ini, kemarahannya hilang begitu saja.
"Buat permohonan dan tiup lilinnya."
"Aku bukan anak kecil lagi."
"Ayolah, jangan merusak acaranya."
"Baiklah, Kyuhyun pabo."
Younghyun langsung meniup lilinnya tanpa membuat permohonan seperti yang sarankan Kyuhyun, konyol menurutnya.
"Gezz~ Sekarang waktunya makan sup rumput laut. Igeot. Meokgo." Kyuhyun menyodorkan sesendok sup rumput laut ke mulut Younghyun. "Jangan malu-malu. Bukankah ini romantis? Hahaha~"
"Mana hadiahnya?" tuntut Younghyun yang masih mengunyah gumpalan rumput laut di dalam mulutnya.
"Aku bingung harus membelikan apa untukmu. Semua yang kau suka sudah aku berikan di ulang tahunmu yang sebelum-sebelumnya. Aku kehabisan ide sekarang."
"Huu~" Younghyun mencibir.
"Heum~ bagaimana kalau malam ini aku menjadi pendengar setiamu saja? Ceritakan bagaimana pertemuanmu dengan Donghae tadi?"
"Ah-! Aku sampai lupa!"
'tokk!' Kyuhyun mengusap-ngusap dahinya yang dipukul Younghyun sambil meringis.
"Kenapa kau memukulku?"
"Ya-! Kenapa kau ceritakan pada Donghae tentang pernikahan kita ini? Memalukan."
"Aku tidak sengaja hari itu. Aku terlalu emosi sampai mulutku membeberkan semuanya."
"Gezz~!"
"Tapi itu berhasil membuat Donghae mengaku kalau dia masih sangat mencintaimu."
"Tetap saja aku merasa mati konyol di depan Donghae."
"Apa yang kalian bicarakan tadi?"
"Donghae mengajakku memulai lagi."
"Lalu?"
"Aku masih menyukainya memang. Tapi aku merasa perasaanku berbeda saat bertemu tadi. Aku tidak sekasmaran dulu."
"Itu karena kau masih merasa disakiti Donghae. Aku tau kau tipe pendendam, kau masih menyimpan perasaan kecewa itu. Itu yang membuatmu masih sulit menerima Donghae."
"Entahlah."
"Atau mungkin kau mulai merasa membutuhkanku. Hahaha~"
"Aku serius. Bagaimana pendapatmu tentang ajakan Donghae?"
"Kau tanya saja perasaanmu sendiri. Apa kau ingin bersama Donghae karena masih mencintai dan merasa membutuhkannya. Atau hanya karena ingin bernostalgia."
"Molla. Ia meminta keputusanku besok atau lusa."
"Kau masih punya waktu untuk berpikir."
Sejenak keduanya diam.
"Hyun-ah, apa kau punya keyakinan akan bahagia bersama Donghae?" tanya Kyuhyun lirih.
"Melihat tatapannya tadi aku cukup yakin."
"Ah~ baguslah."
Mereka kembali diam.
"Wae?" tanya Younghyun saat suasana berubah kaku. "Kenapa kau diam?"
"Aku sedang berpikir."
"Tentang apa?"
"Aku sedang memikirkan alasan perceraian kita."
------------------------------------------
Pagi itu seperti biasanya, Kyuhyun bangun pagi-pagi sekali dan menyiapkan sarapan. Younghyun tidak bisa diharapkan untuk hal yang satu ini, ia sulit untuk bangun pagi.
"Mianhe, aku terlambat pagi ini," ujar Younghyun sambil menggulung rambutnya.
"Huh~ pagi ini? Bicaramu seperti kau terlambat bangun satu atau dua kali saja. Ayo, semuanya sudah siap."
Suami-Istri itu menikmati sarapan mereka dengan lahap.
"Aku punya sesuatu untukmu."
"Mwoya?"
"Ada di meja dekat ruang TV. Lihat saja nanti. Ah~ aku harus buru-buru, kau sarapan sendiri saja y?"
"Hum~"


"Eonni, apa kegiatanku hari ini?" tanya Younghyun pada Hyorin melalui telpon. "Jam 2 nanti siang? Itu saja?... ah~ baiklah kalau begitu. Gomawo."
Younghyun bisa mulai untuk bersantai setelah mendengar jadwalnya hanya menjadi bintang tamu di sebuah radio nanti siang. Ia teringat ucapan Kyuhyun saat sarapan tadi, ada sesuatu untuknya. Younghyun melangkah menuju ruang TV dan menemukan sebuah amplop besar di atas meja. Ia mencoba mencari tau isinya dengan menarik 2 lembar kertas di dalam amplop itu dan membaca huruf-huruf yang tercetak rapi di permukaannya. Surat cerai. Younghyun terpaku memegang lembaran itu. Ia bingung merangkai emosinya, apa dia harus senang sekarang? Kyuhyun sudah melepaskannya dan tawaran menggiurkan datang dari Donghae, seharusnya ia senang. Tapi kenyataannya perasaan yang diharapkan itu tidak menjalar di hatinya sama sekali.
'tett!' suara bel membuyarkan Younghyun yang kalut dengan perasaannya. Ia tergopoh-gopoh berlari menuju pintu dan membukanya.
"Eonni!" seru Younghyun saat mendapati Ah Ra datang berkunjung. "Masuklah eonni-ah."
"Kau tidak ada kegiatan hari ini?" tanya Ah Ra yang mengekor Younghyun ke dalam rumah.
"Aku jadi bintang tamu di radio nanti siang. Silahkan duduk, eonni-ah."
"Eonni ingin mengajakmu belanja hari ini. Otte?"
"Baiklah, tidak masalah. Aku siap-siap dulu."
------------------00------------------
Lelah berkeliling di pusat perbelanjaan, akhirnya Younghyun dan Ah Ra memilih istirahat di sebuah cafe di dalam pusat perbelanjaan itu. Saat menyesap softdrink-nya ponsel Younghyun berbunyi. Celaka, Donghae yang menelpon.
"Manager-ku, eonni-ah. Aku jawab dulu," bohong Younghyun. Ah Ra menjawab dengan senyuman.
"Ye~ yeoboseyo... Aku sedang berbelanja dengan kakak iparku... Jigeum? Bagaimana kalau nanti sore saja? Setelah aku pulang dari mengisi acara di radio... ye~ Annyeong."
Younghyun menutup telpon dengan kikuk.
"Hyorin eonni minta aku datang membicarakan soal tawaran iklan." ujar Younghyun tanpa diminta Ah Ra.
"Ah~ begitu. Eng~ Hyun-ah, eonni ingin bicara sesuatu padamu." Ah Ra terlihat serius.
"Ye? Mworago, eonni-ah?"
------------------00------------------
Kyuhyun baru pulang dari rumah sakit pukul 8 p.m, ia memasuki gedung apartemen dengan langkah tidak bersemangat. Tadi sore Younghyun memberi tahunya kalau ia akan bertemu Donghae. Itu berarti saat di dalam rumah nanti ia akan mendengar keputusan Younghyun. Walau sebenarnya ia sudah tau apa yang akan diputuskan istrinya itu. Selama di dalam lift pikiran Kyuhyun berkelebat. Entah apa yang ia pikirkan. Mungkin soal kisah cintanya setelah bercerai nanti, tentang kehidupan barunya setelah berpisah dari Younghyun.


Kyuhyun bersiap mendorong pintu apartemennya setelah menempelkan id card di panel pintu apartemennya. Sebelumnya Kyuhyun mengatur raut wajahnya menjadi setenang dan sesenang mungkin seperti biasanya.
"Aku pulang, yeobo-ah." seru Kyuhyun dengan semangat yang dibuat-buat. Tidak ada jawaban. Ia pun melangkah masuk sambil melonggarkan dasinya.
"Hyun-ah, kau sudah pulang?"
Kyuhyun mendapati Younghyun tengah duduk di dekat meja makan.
"Sudah pulang rupanya. Kenapa tidak menjawab?"
"Aku sudah menandatangani surat cerainya." sahut Younghyun ketus. Kyuhyun beralih mendekati Younghyun setelah melempar jasnya ke sofa.
"Oh. Kau sudah bertemu Donghae?"
"Ya, tadi sore."
"Hum~ baguslah. Mana surat cerainya?"
"Sampai kapan kau seperti ini?"
"Mwoya?"
"Paboya! Apa kau bahagia saat melihatku bersama Donghae? Saat aku sudah dalam genggamanmupun kau tidak mampu untuk memilikiku. Paboya!"
"Aku bahagia kalau kau bahagia."
"Cih! Klise sekali! Kenapa kau begitu bodoh? Sampai kapan kau menyimpan perasaanmu sendiri?"
"Sampai kau siap menerimaku. Tapi sepertinya tidak mungkin, kau punya Donghae sekarang."
"Kenapa kau tidak pernah menyatakannya padaku?"
"Karena kau tidak pernah memberiku kesempatan. Kau selalu datang padaku saat kau dengan cinta barumu atau patah hati. Tidak pernah ada waktu yang tepat untukku. Aku tidak mau memanfaatkan keadaan, aku tidak mau jadi pelarian. Dan juga sejak kita SMA kau selalu bercerita soal tipe pria idamanmu padaku dan tidak satupun kriteria itu aku penuhi. Itu membuatku nyaliku semakin menciut."
"Tapi kau berbeda dari pria yang pernah bersamaku selama ini."
"Ya, tapi itu tidak cukup membuatmu mencintaiku. Sudahlah, bukankah kita sudah akan bercerai. Kenapa harus memperdebatkan perasaanku sekarang?"
Younghyun berjalan mendekati Kyuhyun yang masih berdiri tidak jauh darinya.
"Mana surat cerainya?"
"Aku sudah membakarnya."
"Mwo? Ya-! Hyun-.....mmmh"
Mulut Kyuhyun dibekap oleh ciuman Younghyun. Mata Kyuhyun membelalak saat bibir Younghyun membungkamnya dan kedua tangan Younghyun mendekap pipi juga kepalanya. Younghyun melepas ciumannya setelah beberapa detik.
"Hyun-ah...kau..."
"Saranghamnida. Setelah menikah aku selalu merasa membutuhkanmu, hanya saja aku terlalu bodoh tidak menyadari kalau perasaan itu adalah cinta. Melihat surat cerai yang kau berikan pagi tadi, entah mengapa aku menjadi takut membayangkan perpisahan denganmu."
"Tapi bagaimana kau tau soal..."
"Ah Ra eonni menceritakan semuanya padaku tadi siang. Eonni juga mengajakku ke kamarmu, aku melihat semuanya. Surat-surat cinta yang kau simpan dan foto-fotoku di album khusus itu. Kau seperti seorang stalker yang mengerikan."
"Hahaha~ "
"Bagaimana kalau aku tidak bertemu Ah Ra eonni tadi siang? Apa kau masih bisa tertawa seperti ini?"
"Tentu saja tidak. Aku berterima kasih pada nuna hari ini."
"Aku juga berterima kasih pada Donghae."
"Eh?"
"Kalau dia tidak meninggalkanku, aku tidak akan bersama orang bodoh sepertimu. Gomawo untuk ketulusanmu selama 9 tahun ini."
"Boleh kita berciuman lagi?" ujar Kyuhyun mengangkat alisnya. "Bagaimana kalau kita juga melanjutkannya di kamarku? keke~"
--------------------------------------
END

Mwahaha~ ending gaje XD Garing abesssss xD Dialog berantakan. Smuga reader suka. Sumpah dah bingung banget bikin endingnya @_@ akhirnya slse (_ _")7 fiuhh~
Kritik dah sebanyak-banyaknya. Part yg jeleknya mana, part ga pentingnya mana, deskripsi yg jeleknya mana. Tell me tell me tell me xD
Kalo jelek bilang yak :D kekeke~



Catatan:
-Niga animyeon andwae : Aku tidak bisa tanpamu
-Gwaenchana : Tidak apa-apa
-Sirhuh : Tidak mau
-Chagi-ah : [panggilan] Sayang
-Mianhada : Maaf
-Mwo?/Mwoya?/Mworago? : Apa?
-Wae?/Waeyo? : Kenapa?
-Geurom : Baiklah
-Ireona : Bangun
-Algetseumnida : Aku mengerti
-Chamkaman : Tunggu
-Yeoboseyo : [sapaan di telpon] Halo